Spirit Bekerja
Spirit ada di udara, mudah terasa dan tercium. Bagi sebagian orang, spirit tidak sulit diciptakan. Terkadang hanya perlu "dipancing" dengan gorangan di sore hari atau kebersamaan saat lembur sampai pagi. Namun, di beberapa organisasi tertentu, terasa bahwa spirit ini sulit dikembalikan, walaupun sudah "diangkat" dan "ditarik-tarik". Organisasi yang penuh birokrasi, misalnya, sering membuahkan karyawan yang terlalu berhati-hati, "cari selamat", terlalu berhitung, takut berubah, hanya menunggu ide untuk berubah dari orang lain dan enggan mengeluarkan ide baru. Tidak ada dinamika, kewaspadaan dan kenikmatan untuk berinisiatif lagi.
Bila kita terjebak berada dalam organisasi seperti ini, namun secara pribadi memiliki spirit yang kuat, kita tentunya bertanya-tanya, apakah saya nanti tidak aneh sendiri ? Bukankah spirit itu bersumber dari suasana kerja tim ? Akankah kita bisa mempertahankan spirit yang segar dari waktu ke waktu ? Bagaimana menyuntikkan spirit ke dalam diri sendiri, bahkan sampai mempengaruhi organisasi ?
Ingat umur
Bila kita sudah kehilangan spirit bekerja, ingatlah umur. Bayangkan profesional seperti Martha Tilaar, yang berusia 70 tahun, tetapi semangatnya serasa 30 tahun. Beliau mengisi kehidupan karirnya dengan passion dan urgensi. Berapa usia kita sekarang ? Masih berapa tahunkan kita harus berproduksi ? Bila sekarang saja semangat kita sudah kempis, bagaimana kita akan giat berkarya pada tahun-tahun mendatang ?
Hati-hati dengan "menerima apa adanya"
Bayangkan sebuah rapat yang 'garing', tidak bersemangat, di mana kebanyakan orang tidak mempunyai persiapan materi yang menantang, hanya menjawab bila ditanya atasan, tidak mempunyai ide dan pasrah
menjalankan kehidupan perusahaan apa adanya. Saat seseorang mengemukakan ide berbeda, semua pandangan menghujam padanya. Dan si kreatif ini bisa-bisa kemudian meragukan idenya. Kita lihat bahwa sikap 'menerima apa adanya' bisa mematikan spirit sehingga perlu diwaspadai dan diperangi.
Pandanglah ke depan
Bukan saja enterpreneur seperti Henry Ford (Ford Motor Comp), Bill Gates (Microsoft Corp), Larry Page dan Sergey Brin (Google) yang mempunyai kemampuan untuk memandang ke depan, kita pun bisa ! Kita selalu bisa melakukan benchmark ke perusahaan yang mempunyai aspek yang bisa ditiru. Kita pun selalu bisa memiliki obsesi untuk meningkatkan produktivitas kita sebagai individu, kelompok atau bahkan perusahaan.
Bacaan-bacaan mengenai best practice profesi dan perusahaan serupa tidak terbatas jumlahnya. Dari sini kita bisa menumbuhkan mood untuk maju, mentransfer dan merealisasikan ide dan berobsesi untuk lebih
sukses.
Bertanyalah "bagaimana caranya ?"
Bisnis dan situasi negara kita sekarang membutuhkan produk baru, cara dan metode produksi, pasar baru, kecepatan, transfer kekuatan, dan informasi. Bagaimana mungkin kita tinggal diam dan menunggu ? Kita bisa mengaktifkan otak dan selalu mencari cara baru. Seberapa pun kecil peranan kita di perusahaan, bantulah untuk memikirkan improvement, karena hal ini pasti akan berguna bagi perusahaan, tim dan diri Anda sendiri. Selain itu, kekuatan spirit Anda akan terasa oleh atasan. Dengan demikian kita secara tidak langsung membuat harapan baru bagi diri sendiri setiap saat dan terbiasa menanggulangi ancaman.
Kembangkan mindset "memulai"
Menjadi orang yang pertama maju ke depan memimpin diskusi, memberi tanggapan atau email kolega, mengirimkan notulen rapat ke pelanggan yang baru dikunjungi, sama sekali tidak sulit. Dampaknya terhadap diri sendiri-lah yang lebih besar. Kita akan mendapatkan apresiasi orang lain, dipandang sebagai orang yang gesit. Bayangkan kalau kita selalu menjadi orang yang pertama menyapa 'halo' di setiap kontak dengan orang lain. Kita pasti akan menebar semangat. Dan, untuk diri sendiri, kita akan menumbuhkan semangat ekstra sebagai pemulai dan penyerang, tidak sekadar responsif.
Cintai teknologi
Pemrosesan data, jaringan internet, telekomunikasi, tidak pernah bisa kita hindari. Teknologi juga berkembang sedemikan pesat sehingga sulit diikuti. Rasanya baru beberapa tahun saja kita menikmati teknologi GPRS, CDMA, sekarang kalau tidak ber-3G- ria, rasanya kuno. Baru saja kita menikmati iPod, sekarang kita perlu bersiap-siap memahami iPhone. Bila kita sedikit berusaha untuk menyukai dan memperdalam teknologi,
kita secara tidak langsung terpaksa mengadaptasi derap inovasi dan perubahan dari perkembangan teknologi. Menjaga agar tetap ber-spirit ibarat menjalankan dinamika kehidupan seorang artis. Seorang artis tidak pernah berhenti memperhatikan, berpikir, mengembangkan ide, bereksperimen, mencari ide baru, antusias, bekerja tak kenal waktu dan berupaya menciptakan sesuatu yang unik dan baru. Jadilah orang yang senantiasa hidup dengan spirit. Hidup akan terasa lebih artistik.
Sumber: KCM
Kehidupan Sang Elang
Elang merupakan jenis unggas yang mempunyai umur paling panjang didunia. Umurnya dapat mencapai 70 tahun. Tetapi untuk mencapai umur sepanjang itu seekor elang harus membuat suatu keputusan yang sangat berat pada umurnya yang ke 40.
Ketika elang berumur 40 tahun, cakarnya mulai menua, paruhnya menjadi panjang dan membengkok hingga hampir menyentuh dadanya. Sayapnya menjadi sangat berat karena bulunya telah tumbuh lebat dan tebal,sehingga sangat menyulitkan waktu terbang. Pada saat itu, elang hanya mempunyai dua pilihan: Menunggu kematian, atau Mengalami suatu proses transformasi yang sangat menyakitkan - suatu
proses transformasi yang panjang selama 150 hari.
Untuk melakukan transformasi itu, elang harus berusaha keras terbang keatas puncak gunung untuk kemudian membuat sarang ditepi jurang, berhenti dan tinggal disana selama proses transformasi berlangsung.
Pertama-tama, elang harus mematukkan paruhnya pada batu karang sampai paruh tersebut terlepas dari mulutnya, kemudian berdiam beberapa lama menunggu tumbuhnya paruh baru. Dengan paruh yang baru tumbuh itu, ia harus mencabut satu persatu cakar-cakarnya dan ketika cakar yang baru sudah tumbuh, ia akan mencabut bulu badannya satu demi satu. Suatu proses yang panjang dan menyakitkan. Lima bulan kemudian, bulu-bulu elang yang baru sudah tumbuh. Elang mulai dapat terbang kembali. Dengan paruh dan cakar baru, elang tersebut mulai menjalani 30 tahun kehidupan barunya dengan penuh energi!
Dalam kehidupan kita ini, kadang kita juga harus melakukan suatu keputusan yang sangat berat untuk memulai sesuatu proses pembaharuan. Kita harus berani dan mau membuang semua kebiasaan lama yang mengikat, meskipun kebiasaan lama itu adalah sesuatu yang menyenangkan dan melenakan.
Kita harus rela untuk meninggalkan perilaku lama kita agar kita dapat mulai terbang lagi menggapai tujuan yang lebih baik di masa depan. Hanya bila kita bersedia melepaskan beban lama, membuka diri untuk belajar hal-hal yang baru, kita baru mempunyai kesempatan untuk mengembangkan kemampuan kita yang terpendam, mengasah keahlian baru dan menatap masa depan dengan penuh keyakinan.
Halangan terbesar untuk berubah terletak di dalam diri sendiri dan andalah sang penguasa atas diri anda. Jangan biarkan masa lalu menumpulkan asa dan melayukan semangat kita. Anda adalah elang-elang itu.
Perubahan pasti terjadi. Maka itu, kita harus berubah!
Seorang yang berakal hendaknya:
1. Rendah hati seperti bumi.
2. Dermawan seperti lautan.
3. Menutupi (menjaga) aibnya seperti malam hari.
4. Bermanfaat seperti matahari.
MENYIKAPI KRITIK
Kritik sering kali menjadi musuh besar kita. Berapa banyak dari kita yang langsung bereaksi tidak sehat manakala kritik menerpa? Apa yang terjadi saat kita mengkritik? Bagaimana menyikapi kritik?
LUKA YANG KITA BUAT
Bayangkanlah kita menikam dada orang yang kita cintai.
Saat bilah pisau itu terbenam ke dalam dadanya, ia tersedak mencoba menghirup udara, ia mencoba meraup apa yang masih bisa digapainya. Dengan liar, wajahnya menyemburkan teror dan ketakutan. Memancarkan kesakitan yang teramat sangat pedih rasanya. Ia mulai kehilangan darah, dan ia mulai mengalami shock yang parah. Ia pun terjatuh. Sekarat dan bersimbah darah.
Mungkin ia masih beruntung, karena ada yang sempat mengantarnya ke rumah sakit dengan ambulan. Tapi sekalipun ia akan sembuh dari penderitaannya, dadanya tetap akan menyisakan goresan luka besar yang tidak sedap untuk semua mata.
SENJATA ITU ADALAH KRITIK
Tak terbayangkan bahwa Anda akan mampu melakukannya. Dan jikapun Anda tetap melakukannya, segera setelah Anda menyadari apa yang telah Anda lakukan, yakinlah; Anda tidak akan pernah mengulanginya.
Begitulah, mungkin hampir setiap hari, banyak dari kita yang terus dan lagi-lagi, menikam orang-orang yang kita cintai. Kita menggunakan pisau yang tak terlihat, pisau yang tidak membuat darah muncrat. Senjata itu adalah senjata pilihan. Dan pilihan itu adalah KRITIK. Luka yang kita buat, sama dalam dan pedih seperti luka oleh pisau dari baja.
KRITIK ADALAH MESIN PENGHANCUR
Kritik yang kita lontarkan merontokkan rasa percaya diri. Orang yang kita kritik merasa tak dicintai lagi. Mereka mulai masuk ke alam yang penuh dengan keragu-raguan. Dan sebelum luka mereka sempat sembuh kembali, Kita menikamnya lagi, dan lagi. Tepat di tempat yang sama.
KRITIK ITU MENIPU
Mengapakah kita bisa menjadi begitu sadis pada orang-orang yang kita cintai?
Kita telah tertipu, karena bilah yang di tangan dan luka yang kita buat tak pernah terlihat nyata.
Mengapakah kita bisa menjadi begitu jahat dan dengki?
Jawabnya, adalah karena rasa tak aman kita sendiri.
BAYANGKAN BILAH PISAU ITU
Bagaimanakah kita bisa memperbaiki diri?
Saat kita mulai merasa melakukan pembantaian terhadap orang lain,
dengan kata-kata yang pedas dan sengit,
dengan ungkapan yang tajam bak bilah pedang,
dengan suara dan kata yang membakar jiwa serta semangat,
Berhentilah sebentar, dan bayangkanlah senjata kita itu menjadi nyata.
Dan jika kita bisa melihat, luka seperti apa yang akan kita buat, STOP!
KRITIK DILAKUKAN DENGAN KATA
Kita sering tidak menyadarinya. Contoh: kata "tapi."
"Lihatlah Ayah, Saya dapat nilai A untuk olah raga di raport Saya."
Ayah menjawab, "Wow.. itu bagus sekali anakku, TAPI, kamu dapat C untuk matematika."
Kata "tapi" adalah tombol "cancel" atau tuts "esc" di pojok kiri atas keyboard komputer kita. Kata itu membatalkan semua puja dan puji yang telah kita lontarkan sebelumnya. Dan tidak lebih, pembicaraan di atas telah berubah jadi begini.
"Lihatlah Ayah, Saya pintar di sekolah."
"Tidak. Kamu goblok!"
HARGAI SEKECIL APA PUN
Bandingkan jika respon itu diubah lebih baik dengan menjadi begini.
"Wow.. itu bagus sekali anakku, nanti Ayah bilang sama Ibu betapa pintarnya kamu. Pertahankan ya."
Ia akan terinspirasi dan berupaya lebih keras untuk matematikanya, karena ia ingin menangguk lebih banyak puji dan puja, dari orang-orang yang dicintanya. Itu lebih baik ketimbang ia jadi merasa tak berguna karena "tapi" dari mulut Ayah atau Ibunya.
JIKA ANDA DIKRITIK
1. Jadikan kritik sebagai sarana belajar. Yaitu, INGAT RASA LUKANYA, dan berupayalah untuk tidak melakukannya pada orang lain;
2. Ingat bahwa PISAU YANG DIGUNAKAN TIDAK TERLIHAT, itulah sebab mereka tak menyadari luka yang dibuatnya. Maafkan mereka;
3. INGAT LUKA MEREKA. Saat seseorang menjadi sengit, sadis, kasar atau tidak bertenggang rasa, mereka tidak membenci Anda. Mereka mengalami derita akibat sesuatu di dalam dirinya. Jika mereka mengumpat, bukanlah Anda yang diumpat. Yang mereka tuju adalah sesuatu di dalam diri mereka, yang tak pernah ditunjukkan atau diceritakan. Mungkin itu orang lain yang telah kejam kepada mereka. Mungkin itu sesuatu yang telah mempermalukan mereka;
4. SETIAP ORANG TIDAK SAMA. Itulah berkah Tuhan. Pahami mereka sebagai manusia yang masing-masingnya tidak sama;
5. Setelah Anda menerima kritik, BERTERIMAKASIHLAH PADA MEREKA atas nasehatnya. Berjanjilah untuk mempertimbangkan apa yang mereka katakan. Dengan berterimakasih, Anda telah melucuti senjata mereka, antagonismenya, dan mengakhiri bicara dengan damai dan melegakan;
6. LUPAKAN. Orang yang mengkritik Anda mungkin tidak kompeten, penuh curiga, atau cemburu buta. Jika demikian, setelah berterimakasih kepada mereka, lupakan semuanya;
7. EVALUASI KRITIK MEREKA. Mungkin mereka tidak objektif. Tapi mungkin juga ada poin mereka yang memang benar. Gunakan pengalaman ini sebagai kesempatan untuk tumbuh. Ingat, Anda tidak sempurna. Belajarlah dari mereka kapan saja dan di mana saja. Tapi jangan, jadikan itu alasan untuk mengkritik orang lain.
Bahaya kritik bukan pada kritiknya, tapi pada karakternya yang bisa memunculkan siapa Anda sebenarnya.
Oleh: Chuck Gallozzi
TERNYATA HIDUP INI SEDERHANA
Ada seseorang saat melamar kerja, memungut sampah kertas di lantai ke dalam tong sampah, dan hal itu terlihat oleh peng-interview, dan dia mendapatkan pekerjaan tersebut.
* Ternyata untuk memperoleh penghargaan sangat mudah, cukup memelihara kebiasaan yang baik.
Ada seorang anak menjadi murid di toko sepeda. Suatu saat ada seseorang yang mengantarkan sepeda rusak untuk diperbaiki di toko tsb. Selain memperbaiki sepeda tsb, si anak ini juga membersihkan sepeda hingga bersih mengkilap. Murid-murid lain menertawakan perbuatannya. Keesokan hari setelah sang empunya sepeda mengambil sepedanya, si adik kecil ditarik/diambil kerja di tempatnya.
* Ternyata untuk menjadi orang yang berhasil sangat mudah, cukup punya inisiatif sedikit saja.
Seorang anak berkata kepada ibunya: "Ibu hari ini sangat cantik."
Ibu menjawab: "Mengapa?"
Anak menjawab: "Karena hari ini ibu sama sekali tidak marah-marah."
* Ternyata untuk memiliki kecantikan sangatlah mudah, hanya perlu tidak marah-marah.
Seorang petani menyuruh anaknya setiap hari bekerja giat di sawah. Temannya berkata: "Tidak perlu menyuruh anakmu bekerja keras, Tanamanmu tetap akan tumbuh dengan subur."
Petani menjawab: "Aku bukan sedang memupuk tanamanku, tapi aku sedang membina anakku."
* Ternyata membina seorang anak sangat mudah, cukup membiarkan dia rajin bekerja.
Seorang pelatih bola berkata kepada muridnya: "Jika sebuah bola jatuh ke dalam rerumputan, bagaimana cara mencarinya?"
Ada yang menjawab: "Cari mulai dari bagian tengah."
Ada pula yang menjawab: "Cari di rerumputan yang cekung ke dalam."
Dan ada yang menjawab: "Cari di rumput yang paling tinggi."
Pelatih memberikan jawaban yang paling tepat:
"Setapak demi setapak cari dari ujung rumput sebelah sini hingga ke rumput sebelah sana."
*Ternyata jalan menuju keberhasilan sangat gampang, cukup melakukan segala sesuatunya setahap demi setahap secara berurutan, jangan meloncat-loncat.
Katak yang tinggal di sawah berkata kepada katak yang tinggal di pinggir jalan:
"Tempatmu terlalu berbahaya, tinggallah denganku."
Katak di pinggir jalan menjawab: "Aku sudah terbiasa, malas untuk pindah."
Beberapa hari kemudian katak "sawah" menjenguk katak "pinggir jalan"
dan menemukan bahwa si katak sudah mati dilindas mobil yang lewat.
* Ternyata sangat mudah menggenggam nasib kita sendiri, cukup hindari kemalasan saja.
Ada segerombolan orang yang berjalan di padang pasir, semua berjalan dengan berat, sangat menderita, hanya satu orang yang berjalan dengan gembira. Ada yang bertanya:
"Mengapa engkau begitu santai?"
Dia menjawab sambil tertawa: "Karena barang bawaan saya sedikit."
* Ternyata sangat mudah untuk memperoleh kegembiraan, cukup tidak serakah dan memiliki secukupnya saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar