Tahu, sajian Lembut Anti Kanker
Kedelai dan produk olahannya seperti tahu, tempe dan susu, terbukti dapat membantu menurunkan kolesterol darah, mengurangi risiko penyakit jantung dan kanker, serta meredakan perasaan tak nyaman saat menopause. Fungsi sehebat
itu dikarenakan adanya komponen fitoestrogen.
Orang Jepang beresiko rendah untuk mendapat penyakit jantung atau kematian akibat sakit jantung karena mengonsumsi kedelai rata-rata 30 gr perhari atau 12 kg per tahun. Bandingkan dengan konsumsi kedelai pada orang Amerika yang hanya 2 kg per orang per tahun.
Wanita Jepang tidak mengenal hot flashes (rasa panas di tubuh bagian atas) karena tidak mengalaminya. "Itu karena kedelai dapat menurunkan gejala menopause seperti hot flashes," ujar Mark Messina, Ph.D. Sementara setengah dari wanita Amerika mengeluh hot flashes dan keluar keringat di waktu malam, saat menopause.
Menurut para peneliti, fitoestrogen kedelai dapat menghambat efek negatif estrogen alami dan juga memasoknya jika estrogen itu bekerja lamban. Dalam hal ini fitoestrogen akan menurunkan aktvitas estrogen alami saat hormon itu memicu pertumbuhan kanker payudara misalnya.
Diet tinggi kedelai juga dapat memperpanjang siklus menstruasi.
Sepanjang kehidupan, tubuh menghasilkan banyak estrogen, bahkan dapat mengubah sel sehat menjadi kanker. Lamanya siklus hiad dapat mengurangi jumlah hormon.
Karena itu, diet tinggi kedelai sangat baik bila dilakukan sejak wanita mulai mendapat haid.
Menurut penelitian yang dilakukan Universitas Nasional Singapura, perempuan di saat pra menopause yang mengonsumsi kedelai, makanan sumber betakaroten,
dan asam lemak tak jenuh, mempunyai risiko mendapat kanker 50 persen lebih rendah dibanding mereka yang mengonsumsi protein hewani secara berlebihan.
Di sini estrogen kedelai membantu meningkatkan estrogen alami, sehingga dapat juga mencegah osteoporosis tanpa meningkatkan risiko kanker.
Keunggulan kedelai juga dapat dimanfaatkan pria. Diet tinggi kedelai padat membantu mengurangi efek hormon testosteron, yang dapat menyulut pertumbuhan sel kanker alam kelenjar prostat. Penelitian terhadap 8.000 pria Jepang yang tinggal di Hawaii, yang banyak makan tofu (tahu), beresiko rendah untuk
terkena kanker prostat. Angka kematian akibat kanker prostat pun rendah.
Itu karena mereka tetap mempertahankan kebiasaaan konsumsi kedelai, meski tinggal di negara barat.
Banyak lagi kandungan dalam tahu, tempe, dan produk olahan kedelai lainnya. Proteinnya senilai daging, juga vitamin, mineral, dan lemaknya. Lemak dalam kedelai adalah lemak tak jenuh ganda (polyunsaturated) yang dapat membantu menurunkan kadar kolesterol darah dan menghindari penggumpalan lemak
dalam darah, serta menurunkan risiko penyakit jantung koroner.
Nilai ekonomis olahan kedelai ini lebih murah dibandingkan protein hewani, sehingga baik sebagai menu sehari-hari.
Sumber: Senior
Bagaimana dengan konsumsi tahu orang Indonesia? Berapa kilogram masyarakat Indonesia melahap hasil olahan kedelai yang kaya protein dan khasiat ini?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar