Kata-Kata Bijak

Kita tidak tahu apakah Allah akan memberi rezeki yang banyak atau sedikit kepada kita

Kita juga tidak tahu kapan kita akan sukses

Satu-satunya hal yang bisa kita lakukan adalah berusaha untuk mendapatkannya

Senin, 22 Oktober 2007

Baik-Buruk Memakai Pembalut

Kala haid tiba, pembalut menjadi sahabat setia kaum wanita. Namun hati-hati, bila kebersihannya kurang terjaga, pembalut bisa menjadi pemicu munculnya infeksi dan iritasi pada organ intim wanita.

Selama haid, kebersihan vagina perlu mendapatkan perhatian lebih. "Kebersihan organ intim yang kurang terjaga dapat menimbulkan rasa gatal. Rasa gatal yang berlebihan cenderung membuat kita ingin menggaruknya. Nah, bila digaruk, vagina pun bisa meradang," kata dr. Junita Indarti, Sp.OG dari RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo.



Dan pada saat haid, pembalut biasanya menjadi pilihan. Namun, ujar Junita, "Walau pembalut memiliki daya serap tinggi, ada baiknya kita mengganti pembalut sesering mungkin." Biasanya, darah haid keluar lebih banyak pada hari pertama hingga kedua. Bila pembalut terasa sudah penuh, harus segera diganti. Pasalnya, permukaan pembalut yang bersentuhan dengan kulit vagina akan membuat vagina menjadi lembab. "Pembalut yang lembab dan dipakai terlalu lama akan menimbulkan penyakit. Seperti vaginitis (radang vagina) akibat jamur dan bakteri."

Namun, di luar masa haid, kebersihan organ intim pun harus tetap dijaga. "Vagina yang sehat harus dalam keadaan kering dan tak berbau," tandas Junita. Terganggunya keseimbangan ekosistem vagina akan menyebabkan keluarnya lendir yang berlebihan, yang biasa disebut keputihan.

Keputihan biasanya muncul di antara masa siklus haid wanita, dan merupakan fase normal dari siklus hormonal seorang wanita. Cairan yang keluar pun tidak banyak.
"Keputihan disebut tidak normal bila cairan yang keluar berwarna putih susu dan kental, atau berwarna kekuningan atau hijau," papar Junita. Gejala keputihan seperti ini umumnya disertai serangan gatal-gatal pada vagina. Bila ini terjadi, sebaiknya segera kunjungi dokter untuk mendapatkan pengobatan.

SELALU KERING
Selain pembalut, banyak wanita yang biasanya juga memakai panty liner untuk pemakaian sehari-hari. "Sebetulnya, vagina selalu mengeluarkan cairan, meski tidak sedang keputihan. Namun, jumlahnya tidak banyak," terang Junita.

Panty liner biasanya juga dipakai saat keputihan, karena rasa tak nyaman yang muncul saat keputihan. "Tidak apa-apa memakai panty liner, asalkan tidak sepanjang hari," ujar Junita. Meski panty liner menyerap lendir, tetap saja membuat vagina lembab. "Ini tidak bagus untuk kulit vagina," lanjut Junita seraya menyarankan untuk selalu menjaga vagina dalam kondisi kering dan bersih. "Sehabis buang air kecil, basuh dengan air bersih dan lap hingga kering dengan tisu,' lanjutnya.

Sebaiknya, ujar Junita, pilih panty liner yang tidak mengandung parfum. "Soalnya mereka yang berkulit sensitif akan lebih mudah terserang alergi akibat zat kimia yang terkandung dalam parfum tersebut. Alergi bisa muncul dalam bentuk rasa gatal dan memperparah keputihan."

Yang harus diwaspadai, pemakaian pembalut dan panty liner tak jarang juga menimbulkan alergi pada kulit. Bahkan, terkadang muncul iritasi pada daerah vagina. Sebenarnya, ini terjadi karena pemakaian pembalut atau panty liner yang terlalu lama. "Apalagi kalau cairan yang keluar pas banyak-banyaknya. Kalau tidak segera diganti, akan membuat vagina menjadi lembab, dan muncul reaksi alergi," jelas Junita.

PEMBALUT ATAU TAMPON?
Fungsi tampon sebetulnya sama dengan pembalut, yakni untuk menyerap darah haid. Tampon terbuat dari bahan lembut, berbentuk silinder dan tersedia dalam berbagai ukuran. Cara pemakaiannya adalah dengan memasukkan tampon ke liang vagina dengan bantuan jari tangan.

Tampon biasa digunakan dalam situasi tertentu, misalnya saat harus memakai gaun ketat. Pemakaian pembalut akan mengganggu penampilan. Tetapi, Junita tidak menyarankan untuk tidak memakai tampon terlalu sering, karena tampon berisiko menimbulkan penyakit tertentu. "Ini karena jari tangan belum tentu dalam keadaan bersih saat memasukkan tampon. Terlebih pemakaian tampon membuat vagina selalu dalam kondisi lembab," jelasnya. Pemakaian tampon juga dapat menyebabkan robeknya selaput dara. Oleh sebab itu, penggunaan tampon pun tidak dianjurkan bagi mereka yang belum menikah.

Namun, jika terpaksa, cukup pakai tampon pada siang hari, sementara pada malam hari sebaiknya menggunakan pembalut. Untuk menghindari infeksi, pastikan jari tangan dalam keadaan steril saat akan memasukkan tampon ke liang vagina. Otot vagina juga harus dalam kondisi rileks, sehingga tampon dapat masuk dengan mudah. "Pilih tampon yang memiliki daya serap tinggi. Jangan lupa, ganti tampon setiap 3-4 jam," ujar Junita.

HINDARI CELANA KETAT
Untuk menjaga kebersihan dan kesehatan organ intim ini, ikuti beberapa tips berikut:
Jangan biarkan vagina dalam kondisi lembab. Basuh dengan air bersih dari arah depan ke belakang setiap kali usai buang air kecil atau buang air besar. Selama ini, banyak wanita yang cenderung membasuh vagina dari anus ke arah vagina. "Ini justru akan membuat bakteri yang bersarang di daerah anus masuk ke liang vagina. Akibatnya, timbul rasa gatal di daerah vagina," papar Junita.
1. Ganti celana dalam minimal dua kali sehari. Ganti segera bila celana dalam mulai terasa lembab dan basah.

2. Pilih celana dalam dari bahan katun yang mudah menyerap keringat. Hindari celana dalam yang terlalu ketat. Pasalnya, celana dalam yang terlalu ketat akan menekan otot vagina dan membuat suasana lembab. "Jangan pula memakai celana panjang atau jins yang terlalu ketat di bagian selangkangan," ujar Junita.

3. Saat berada di toilet umum, hindari menggunakan air yang berada di bak atau ember. "Menurut penelitian, air yang tergenang di toilet umum mengandung 70 persen jamur candida albicans. Sedangkan air yang mengalir dari keran di toilet umum mengandung kurang lebih 10 ­ 20 persen," ungkap Junita. Bisa dipastikan, keesokan harinya vagina akan terasa gatal, bahkan bisa menimbulkan keputihan.

4. Saat mengganti pembalut, lebih dulu basuh vagina dengan air bersih dan sabun."Cukup gunakan sabun
mandi dengan pH seimbang. Ini akan membersihkan sisa-sisa darah yang menempel di permukaan kulit vagina."

5. Beberapa wanita terbiasa menggunakan cairan khusus pembersih saat membasuh vagina. Padahal, penggunaan cairan khusus pembersih vagina secara rutin akan mengganggu keseimbangan flora dalam vagina. "Bila terlalu sering dipakai, justru akan membunuh bakteri baik dalam vagina, yang selanjutnya akan memicu tumbuhnya jamur. Akibatnya, muncul gatal-gatal di area organ intim," ungkap Junita.

6. Daun sirih juga dapat di manfaatkan untuk merawat organ intim wanita. Air rebusan daun sirih bisa dipakai untuk membasuh bagian luar vagina. "Daun sirih mengandung zat antiseptik. Ini sangat baik untuk menjaga kebersihan vagina," papar Junita.

PILIH-PILIH PEMBALUT
Banyaknya pembalut yang beredar di pasaran, terkadang membuat kita bingung menentukan pilihan. Belum lagi banyaknya iklan di media massa yang menawarkan berbagai kelebihan pembalut wanita. Lalu, bagaimana cara memilih pembalut wanita yang tepat, sesuai dengan standar kesehatan? Meski relatif, namun sebetulnya ada hal-hal yang perlu dicermati, antara lain:

1. Berdaya serap tinggi. Pembalut yang memiliki daya serap tinggi akan membantu pada saat haid keluar lebih banyak. Hal ini juga mencegah pembalut menjadi bocor dan menodai pakaian.

2. Nyaman dipakai. Pilih pembalut yang nyaman dipakai sehingga tidak mengganggu aktivitas sehari-hari.

3. Tidak berbau. Ada baiknya pilih pembalut wanita yang tidak mempunyai aroma tertentu. Wangi-wangian pada pembalut justru mengandung bahan kimia tertentu. Bagi yang berkulit sensitif, hal ini justru akan membuat vagina menjadi gatal dan iritasi.

4. Pilih pembalut yang berkualitas. Pembalut yang terbuat dari bahan berkualitas akan lebih terasa lembut di kulit. Ini akan mengurangi faktor iritasi pada daerah kulit vagina. (Tabloid Nova)



Tidak ada komentar: